Sejarah pirus dan pemakaiannya di zaman kuno
Penggunaan pirus dalam perhiasan melacak asal-usulnya pulang ke Mesir kuno dan kebiasaan agung lainnya pada zaman purba, menjadikannya di antara batu permata kesatu yang dipakai untuk kebutuhan perhiasan. Nama pirus diterjemahkan menjadi 'batu Turki', sebab di sanalah batu mengerjakan perjalanan sebelum menginjak Eropa.
Berdasarkan keterangan dari pengetahuan mengenai birthstone, pirus terkenal sebab kualitas penyembuhannya dan kemampuannya mengayomi para pemakai dari bahaya. Untuk dalil ini, pirus sangat ditelusuri oleh tentara, yang percaya bahwa menanamkan batu ke dalam perisai dan baju besi mereka bakal memberi mereka perlindungan yang dinaikkan di medan perang. Suku Apache pun memegang kepercayaan bahwa jimat yang disuntikkan pirus akan menyerahkan tujuan pemanah yang lebih baik.
Di mana pirus ditambang?
Sementara eksistensi deposit pirus bisa ditemukan di tidak sedikit bagian dunia ketika ini, tergolong India, Australia, Afghanistan, Cina dan tidak sedikit lagi, pemasok utama pirus ketika ini ialah Amerika Serikat dan Iran.
Pro dan Kontra dari pirus
Dengan warna yang memikat dan penampilan yang menawan, tidak susah untuk menyaksikan mengapa pirus ialah batu yang begitu populer untuk dipakai dalam item perhiasan. Turquoise pun mempunyai kualitas sentuhan yang luar biasa, dengan batu yang familiar dengan teksturnya yang halus dan halus. Ada orang-orang yang percaya bahwa batu tersebut diilhami oleh sifat-sifat magis juga, dan dengan unsur luarnya yang paling indah, siapa yang bakal membantahnya? Salah satu satu-satunya kekurangan pirus ialah fakta bahwa batu itu dirasakan sebagai batu permata yang agak lunak. Ini sama dengan kurangnya daya tahan, membuatnya tidak cocok untuk item perhiasan yang dikenakan masing-masing hari, laksana cincin pertunangan.
Sejarah tanzanite
Tidak laksana pirus, yang telah dipakai oleh peradaban insan selama ribuan tahun, tanzanite melulu ditemukan 50 tahun yang kemudian oleh seorang pencari masa-masa paruh waktu mempunyai nama Manuel de Souza di Tanzania Utara. Sebuah batu permata yang benar-benar menarik, tanzanite familiar dengan warna biru-violet khasnya yang memancarkan sekian banyak nuansa biru dan ungu yang spektakuler. Dengan penampilannya yang khas, tanzanite sudah menjadi barang yang paling berharga di antara tidak sedikit bintang industri hiburan, yang mengenakan perhiasan yang dihiasi dengan batu memikat.
Nama 'tanzanite'
Nama tanzanite berasal dari negara tempat tadinya ditemukan, Tanzania dan nama tersebut kesatu kali dipakai oleh pengecer mewah Amerika, Tiffany & Co yang mengenalkan tanzanite untuk konsumen satu tahun setelah penemuannya, pada tahun 1968. Seperti pirus, sejumlah percaya tanzanite tersebut berisi sifat-sifat eksklusif yang menolong memperkuat benak dan tubuh seseorang. Tanzanite pun dihargai oleh sejumlah suku Afrika, yang memakai batu permata guna menempa daya tarik dan dagangan lainnya.
Apakah tanzanite ditemukan di lokasi lain di samping Tanzania?
Saat ini, deposit tanzanit melulu ditemukan di Tanzania, menjadikan batu tersebut sangat langka dan unik. Situs penambangan tersebut sendiri lumayan kecil, berukuran melulu 7km (lebih dari 4 mil) dengan 2 km (hanya lebih dari 1 mil).
Pro dan kontra dari tanzanite
Sangat dihargai oleh bintang dan konsumen biasa, pesona dan popularitas tanzanite tidak bisa disangkal. Warna menghipnotis dan cahaya keagungan jarang dan sama berharganya dengan batu tersebut sendiri. Memiliki keindahan yang serba guna, tanzanite dipakai dalam segala format perhiasan, mulai dari anting-anting kecil yang modern hingga yang tebal dan berkilauan yang memperlihatkan batu permata dengan ukuran yang signifikan. Fleksibilitasnya menjadikannya aksesori yang sempurna untuk seluruh pakaian dan acara, dari perusahaan sampai kasual. Meskipun agak lebih keras dari pirus, tanzanite barangkali masih tidak banyak terlalu halus untuk pemakaian sehari-hari, namun, andai Anda lebih berhati-hati, ini dapat berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar